SBY MENINGGAL?


Setiap manusia memiliki keterbatasan usia. Tidak ada manusia di dunia ini yang tidak meninggal. Di dunia ini tidak ada yang abadi, kecuali Tuhan Yang Maha Kuasa. Karena itu presiden, menteri, anggota DPR, gubernur, panglima dan lain-lain akan tamat riwayatnya ketika Sang Khalik memanggilnya. Seharusnya, pada saat mereka memegang kekuasaan, mereka mampu menyumbangkan sesuatu peninggalan yang akan dikenang oleh bangsanya.

Bung Karno akan dikenang sebagai presiden yang memiliki kharisma hebat. Kalau ia berpidato setiap tanggal 17 Agustus, semua jalanan sepi, karena masyarakat berada di rumahnya masing-masing untuk mendengarkan pidatonya yang berapi-api. Bung Karno adalah orator ulung yang belum ada tandingannya. Yang lebih hebat lagi, ia berani menantang PBB, bahkan, secara mengejutkan ia menyatakan Indonesia keluar dari PBB. Kemudian muncul gagasannya untuk membuat organisasi bangsa-bangsa the new emerging forces sebagai tandingan PBB.

Walaupun upaya ini gagal, tapi keberaniannya itu telah menggetarkan dunia sehingga ia perlu disingkirkan oleh CIA karena dianggap berbahaya bagi demokrasi Barat. Pemikirannya dianggap berbau komunisme. Terlepas dari unsur negatif lainnya, Bung Karno telah meninggalkan inspirasi yang abadi bagi rakyatnya, termasuk Gedung DPR/MPR, Mesjid Istiqlal, Monumen Nasional, Gelanggang Olah Raga Bung Karno.

Presiden kedua, Pak Harto dikenal sebagai seorang presiden yang dekat dengan rakyatnya, terutama para petani. Walaupun ia dinilai sebagai presiden yang otoriter, namun tidak ada yang berani menggugatnya selama 32 tahun. Rakyat pada umumnya merasa puas karena sandang pangan murah,, pengangguran relatif kecil, dan rakyat hidup rukun dan damai.

Terlepas dari hal-hal negatif yang meyertainya, paling tidak Pak Harto telah memberikan kemakmuran dan kenyamanan bagi rakyatnya, kecuali kaum politisi yang tidak berkutik. Anggota DPR selalu menurut apa yang dikatakan oleh Pak Harto. Kabinet presidensial betul-betul presidensia yang mungkin kebablasan. Kekuasaannya mutlak berada digenggamannya.

Tapi paling tidak Pak Harto telah mewariskan partai Golkar yang tetap eksis hingga saat ini. Disamping itu, ada Taman Mini Indonesia Indah (TMII) gagasan Ibu Tien Suharto yang menjadi obyek wisata guna menghibur masyarakat sambil mengingatkan tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). TMII sebelumnya diprotes oleh mahasiswa karena dianggap sebagai pemborosan anggaran.

Gus DUR, walaupuin sebentar menghuni istana, namun ia telah memberikan kebebasan pers yang membuat pers dapat menyuarakan hati nuraninya secara bebas walaupun ada yang kebablasan. Dan yang lebih fenomenal adalah warga Tionghoa dibebaskan dari kekangan. Mereka boleh merayakan Imlek dan bahasa Mandarin lagi. Agama Khonghucu diakui secara resmi oleh pemerintah. Warga Tionghoa tidak akan melupakan jasa Gus Dur sebagai peninggalan yang akan dikenang oleh generasi seterusnya.

BJ Habibie, juga hanya sebentar jadi presiden, namun gagasannya tentang pendirian pabrik pesawat terbang nasional patut diapresiasi. Sayang, ia tidak berhasil menjadikan PT Dirgantara Indonesia tetap bertahan karena tiadanya dukungan dari pemerintah sesudahnya. Kalau tidak, kita akan memiliki pabrik pesawat terbang yang patut dibanggakan. Walaupun tidak berhasil, tapi setidaknya gagasan ini telah memberikan inspirasi tentang kebanggaan nasional.

Nah, sekarang kita bicarakan tentang presiden kita yang telah 7 tahun berkuasa. Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Dengan segala hormat, tampaknya SBY belum memberikan sesuatu yang dapat dijadikan kenangan seperti presiden-presiden lainnya. Jadi seandainya SBY meninggal sekarang atau sepuluh atau dua puluh tahun lagi, kita tidak akan mendapatkan apa-apa yang dapat diwariskannya.

Mungkin pidatonya yang disususn dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar. Mungkin dandanannya yang kelimis. Mungkin kalau pidato harus dengan mimbar yang sama dimana saja dan kapan saja. Mungkin jumlah stafnya yang berjumlah ratusan orang yang kurang berkualitas. Tapi semuanya itu, tidak menjadi inspirasi bagi rakyatnya. Ia seakan-akan berada di menara gading yang nyaman sambil menciptakan lagu dan memetik gitar kesayangannya.

Dan mungkin satu-satunya yang akan menjadi kenangan adalah lagu-lagu ciptaannya yang tidak populer itu. Yang penting ada sesuatu yang ditinggalkannya sebagai warisan bagi bangsanya. Sedangkan Partai Demokrat (PD) tampaknya tidak sesolid Golkar ketika ditinggalkan oleh Pak Harto. Mungkin PD akan berantakan setelah ditinggalkan oleh SBY.

Komentar

Postingan Populer